Selasa, 18 Desember 2012

CAHAYA DARI RUNTUTAN LAMPAU.... cerpenku


Kicauan suara burung nan merdu, tetesan embun ditaman bunga nan indah dan matahari tersenyum menyambut indahnya pagi hari. Sari bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia adalah siswi terpandai disekolah tingkat menengah atas (SMA). Namun, ia anak dari keluarga yang sederhana.

**
Jam istirahat pun berbunyi, anak-anak bergegas ke kantin karena rasa lapar dan dahaga yang menyelimuti mereka. Namun, Sari menuju ke perpustakaan. Diperpustakaan, ia melihat sosok lelaki yang sangat menarik perhatiannya. Lelaki itu begitu gagah dengan matanya yang bening, pakaiannya yang rapi, tutur katanya nampaknya lembut dan mukanya yang terpancar aura yang sangat luar biasa. Nampaknya sari baru pertama kali melihatnya. Siapakah dia??? Dari manakah dia????? Beribu-ribu pertanyaan yang terlintas dalam benak Sari.

Setiap hari, Sari mencari-cari tahu layaknya seorang detektif hingga ia lengah akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Ternyata nama lelaki itu adalah Reno, kakak kelasnya yang kabarnya ia adalah siswa yang pintar, baik dan shaleh. Karena itulah sari suka sekali dengannya. Disisi lain, Sari malu untuk mengungkapkannya.

“Biarlah rasa ini tersimpan rapi dilubuk hati” Gumam Sari.

Perasaan yang menghantui Sari semakin hari semakin menyiksanya ditambah ketika Reno lulus dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Sari terkadang menangis karena rasa kangen yang menyelimutinya.

“Udahlah sari….. jangan menyiksa diri kamu sendiri dengan menangisi orang yang belum tentu mencintaimu!” saran Lina salah satu teman dekatnya.

“Tapi Lin, aku sangat mencintainya. Meskipun cinta dalam hati ini, aku sulit untuk melupakannya” jawab Sari.

“Seiring dengan berjalannya waktu pasti kamu bisa melupakannya. Sekarang kan lingkungannya beda, dia disana dan kamu disini. Mana Sari yang aku kenal dulu. Sari yang nggak pernah rapuh apalagi masalah cowo kaya gini. Nggak banget deh… hehehe ” pinta Lina.

**
Suasana baru pengalaman baru, hiruk-pikuk kota namun begitu asri yang disekitar ditanami pepohonan yang cantik. Kini, sari melanjutkan sekolah ke salah satu universitas ternama di Indonesia karena ia mendapatkan beasiswa bidik misi.
Rasa tegang, lengah, letih, lunglai bercampur menjadi satu saat OSPEK. Ketika Sari berjalan kodok dan akhirnya tiba di pos 3,

“Perkenalkan nama saya Rima Indrasari dari Fakultas Kedokteran. Coba deh, cari nama pacar saya siapa?” Tugas salah satu kakak OSPEK itu.
Dengan letihnya namun penuh semangat ia bertanya kesana kemari mencari hal itu.
“Kak, maaf ganggu. Mau tanya, kalau pacarnya Mba Rima Indrasari itu siapa?” Tanya Sari kepada salah seorang mahasiswa.
“Oh Rima Indrasari yang anak Fakultas Kedokteran itu???” Tanyanya.
“Iya kak….” Jawab Sari.
“Kalau itu mah, diseluruh kampus ini tahulah. Karena  pacarnya itu terpandai dikampus ini. Mereka lengket banget seperti perangko. Namanya Reno.” Jawab mahasiswa itu dengan senyum dan nampaknya suka kepadanya.
“Reno Aditya????” Tanya Sari dengan penasaran.
“Iya….” Jawabnya.

Mendengar pernyataan itu, hati Sari bagaikan diiris dengan sembilu. Ia bukannya cemburu, tapi ia kecewa dengannya, Reno yang dulunya ia kagumi selama ± 2 tahun karena keshalehannya ditambah karena Reno tidak mau berpacaran terlebih dahulu. Kini, Sari menutup hatinya untuk berpacaran karena hanya karierlah yang hanya di benaknya.

**
Dalam keistiqomahan Sari akan menjaga dirinya dari hal berpacaran, ia malah diberi ujian yaitu ada lelaki yang sangat mencintainya yang bernama Andre.

“Mas nggak apa-apa mencintaiku, karena itu adalah hak mas, tapi bukan berarti aku bisa membalasnya. Lebih baik kita saling kenal dulu, kalau jodoh mah nggak akan kemana. Lagian, Sari kan pengen fokus dulu ke kuliah” Ujar Sari.
“OK Sari, nggak apa-apa. Makasih banyak sari telah mau dekat dengan mas” ujar Andre dengan senang.

Lambat laun, hubungan Sari dan Andre begitu dekat sampai-sampai Sari bisa melupakan Reno. Meskipun tanpa hubungan pacaran mereka layaknya seperti pacaran. Message yang dilontarkan Andre kepada Sari begitu mesra dan terkadang Sari terbuai akan rayuan Andre, karena Andre senantiasa mengaitkan bahasa SMSnya dengan masa depan. Sehingga sari yakin bahwa Andre adalah jodohnya.

**
Suatu ketika, Andre mengirim message ke Sari,
“Sari, mas sangat sayang banget…. Mas nggak mau kehilanganmu. Rasanya mas pengen memeluk Sari. Boleh nggak kalau kita ketemu, Mas peluk Sari????”  isi message tersebut.
“apa mas serius dengan hal itu????” balas Sari.
“Serius…….” Balasnya.

Tubuh Sari langsung gemetar. Terasa ada pergulatan  hati yang begitu dahsyat antara mau atau tidak akan hal itu. Namun, dalam hati kecil Sari ditambah pengetahuannya, ia tidak mau melakukannya Karena ia hanya ingin pertama melakukan itu adalah dengan suaminya. Rasa yang awalnya yakin terhadap Andre kini berubah menjadi bayang-bayang semu.
“Ya Allah, ko berani sih dia berkata seperti itu??? Apa aku terlalu dekat dengan dia??? Aku takut itu mendekatkan zina, aku nggak mau hal itu terjadi, nggak……..!!!!!!” Jerit Sari diliputi rasa kecewa.

Saat menangis, ia melihat kerudung yang tergeletak di atas bantal.
“Bismillah…… Ya Allah, mungkin dengan aku berhijab ini, aku terhindar dari semua itu, hal-hal yang menjadi larangan_Mu. Lindungi aku Ya Rabb agar aku bisa menjaga diri ini” Tenang Sari sambil memakai hijab.
**
Sari kini nampak terlihat anggun dengan hijab yang dikenakannya. Kini hubungan tanpa status yang pernah dijalani dengan Andre itu sirna sudah. Ternyata bualan-bualan Andre itu menjadikan Sari berterima kasih kepadanya karena Sari kini bisa berhijab. Ternyata meskipun tidak pacaran namun jika melakukan hubungan yang dekat dengan lawan jenis sama saja mendekatkan kepada zina. Kini Sari sering berkumpul dengan majlis-majlis islam. Ia yakin dengan firman Allah yang berbunyi,
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”. (Qs. An Nur:26)